Kampus adalah tempat belajar, bermain dan rumah kedua bagi Dimas. Dia
sudah lama kuliah di Cirebon dan Ia mempunyai banyak teman di sana,
termasuk Tiara. Tiara mungkin teman sepesial bagi Dimas karena Ia
merasakan sesuatu yang lebih jika dibandingkan dengan teman-temannya
yang lain.
Dimas adalah seorang laki-laki yang kini berumur 20 tahun, Ia kini
duduk di semester 5. Ia kenal dengan Tiara dikenalkan oleh temannya saat
Ia duduk di semester 2. Namun, sosok wanita yang Ia inginkan tak pernah
memperdulikannya yang membuat Dimas semakin jauh dengan Tiara.
Dimas berangkat kuliah setiap hari selasa sampai hari sabtu dan Tiara
pun mempunyai jadwal yang sama namun waktu jam kuliah yang berbeda yang
membuat Ia dan Tiara jarang bertemu. Kini Ia sudah 6 bulan tak bertemu
dengan Tiara, rasa rindu memang ada namun Ia sadar Ia bukan
siapa-siapanya Tiara.
Ketika Ia masuk ke kampus, saat Ia berjalan memasuki kelas Ia bertemu
dengan sosok wanita yang dulu Ia cintai, yaitu Tiara. Ketika itu Tiara
sedang duduk sendiri di depan kelas, Dimas pun yang sudah lama tidak
bertemu dengan Tiara langsung memberhentikan langkah kakinya dan Ia pun
berbincang-bincang dengan Tiara sekedar menanyakan kabarnya.
“Hey… apa kabar?. Kemana saja sudah lama tidak bertemu”. Tanya Dimas
sambil berjabat tangan. Tiara pun menjawabnya dengan senyuman yang masih
sama seperti dulu saat pertama kenal dengan Dimas.
“Ga kemana-mana, kamu aja yang sibuk terus sampai-sampai lupa sama aku”.
Waktu yang terus berjalan terasa berhenti, dan Dimas masih ngobrol
dengan Tiara hingga Ia teringat dengan kisah yang dulu pernah ada antara
Dimas dan Tiara.
Ia teringat ketika pertama Ia kenal dengan Tiara. Ketika itu, Ia
hendak pulang dan bertemu dengan temannya yang sedang ngobrol dengan
Tiara disanalah Ia dikenalkan oleh temannya dengan Tiara, hingga Ia
terjatuh ke dalam lubang yang membuat perasaannya selalu hancur. Ia
cukup lama menyimpan perasaannya terhadap Tiara karena Ia merasa tak
mungkin mendapatkan sesuatu yang tinggi kalau memang aku tak mampu untuk
menggapainya. Namun, lama-lama Dimas pun lelah untuk selalu menutupi
perasaan yang seharusnya di ungkapkan. Hingga akhirnya Ia pun menyatakan
apa yang Ia rasa terhadap Tiara.
Hari itu Dimas menanti jawaban cintanya dengan penuh harapan tapi apa
daya keinginan kadang tak seperti kenyataan, wanita yang
ditunggu-tunggu oleh Dimas ternyata sudah mempunyai pangeran berkuda
putih dan itu bukan Dimas.
Harapan yang dulu ada langsung musnah seketika, Ia hanya mampu
tersenyum dengan wajah yang muram di depan cermin. Lalu berkata. “Aku
sedih? memang, namun Aku senang asal kau pun senang”. Tidak lama
kemudian Dimas mengirimkan pesan kepada Tiara. Pesan itu salah satu
lirik lagu dari Ada Band.
“Tertegun ku memandangmu saat kau tinggalkan ku menangis, bodohnya ku mengharapmu jelas sudah kau tak pedulikan cintaku”.
Setelah Ia mengirimkan pesak kepada Tiara, Ia tak tau harus bagai
mana lagi untuk membuat Tiara mengerti, hingga akhirnya Ia selalu
menjauh dan tak pernah bertemu lagi dengan Tiara, Ia lakukan itu agar Ia
bisa melupakan Tiara yang kini singgah di hatinya.
Berhari-hari Ia selalu menjauh dari Tiara. Kepedihan, kehancuran dan
kerinduan berampur menjadi satu hingga membuat Ia selalu diam dan terus
diam.
“Ku hanya terus berharap suatu hari nanti kau mampu sadari tiada yang mencintamu setulus ku mencintai dirimu”.
Hanya lirik lagu itu yang memberikan keyakinan untuk Dimas baha suatu
saat nanti Tiara pun akan mengerti bahwa tiada yang mencintainya
setulus Ia mencintai Tiara.
Hari itu Dimas dan Tiara masih ngobrol-ngobrol namun pikiran Dimas
entah kemana, Ia masih teringat dengan kisah-kisah lalunya dengan Tiara
hingga handphone yang dipegang Dimas jatuh dan dan ketika itu Dimas
sadar ternyata itu hanya kenangan-kenanganmasa lalunya. Kini Ia
dipertemukan lagi dengan Tiara di waktu yang berbeda dan Dimas pun sadar
bahwa Tiara itu tidak lebih hanya seorang sahabat dan selamanya mungkin
Tiara hanya jadi seorang sahabat. Ketika itu lah Dimas bertemu lagi
untuk pertama kalinya dengan Tiara dan Dimas pun menyadarinya untuk apa
kita menjauhi sesorang jika kita masih merindukannya, dan kini Ia pun
tidak pernah mengingat-ingat masa lalunya yang ada hanya bahagia jika
bertemu denagan Tiara walau itu hanya sebagai teman biasa.
Cerpen Karangan: Derif Rys Gumilar
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment