Tepat jam 7 pagi, Hendra seorang mahasiswa universitas negeri
semester 1 sudah mulai bersiap-siap untuk bergegas menuju kampus.
Sebelum ia ke kampus, ia terlebih dahulu menemui kedua teman baiknya
Agus dan Wahyu untuk berangkat bersama-sama.
Ketiga mahasiswa ini memang sudah berteman baik sejak mereka duduk di
bangku sekolah menengah atas. Seperti halnya seorang yang bersaudara,
Hendra, Agus dan Wahyu selalu bersama-sama dimana dan kemanapun mereka
pergi. Pertemanan di antara mereka sangat erat sekali, meskipun mereka
berasal dari status keluarga yang berbeda.
Suatu hari ketika perkuliahan sudah berjalan setengah semester,
tugas-tugas dan pekerjaan rumah pun sudah mulai gentayangan dan
menghantui mereka bertiga. Tetapi mereka tetap bekerja bersama-sama
untuk menyelesaikan semua tugas yang diberikan.
Pada waktu Hendra kesulitan dalam meneyelasikan tugas, maka ia tidak
malu-malu untuk meminta bantuan dengan Agus dan Wahyu, karena mungkin
pengetahuan Agus dan Wahyu lebih unggul di bidang mata kuliah tersebut.
Begitu pula halnya ketika mereka berdua mengalami kesulitan dalam
menyelesaikan tugasnya, maka Hendra pun segera membantu. Begitulah
seterusnya…
Kalau dilihat dari segi kemampuan mereka bertiga dapat dikatakan
hampir sama. Tidak ada yang pintar dan tidak ada pula yang bodoh. Ya,
kemampuan mereka dalam menerima dan menyerap pelajaran dapat dikatakan
berada dalam katagori menengah.
Setelah mereka bertiga bersama-sama menjalani hari-hari yang lelah
selama enam bulan, maka tibalah saatnya, Hendra, Agus dan Wahyu akan
menjalani atau menempuh ujian akhir semester. Seminggu sebelum ujian
akhir semester dilaksanakan, mereka bertiga sudah mulai mengatur dan
bahkan membuat jadwal untuk belajar bersama-sama sehingga mampu
mendapatkan nilai yang baik dan supaya pula pengorbanan mereka selama
enam bulan tidak sia-sia.
Maka sampailah saat-saat yang ditunggu-tunggu oleh semua mahasiswa,
yaitu ujian akhir semester. Semua siswa mengharapkan mampu memperoleh
nilai yang baik, karena nilai ujian akhirlah yang sepenuhnya menentukan
mereka mendapat nilai bagus dan begitu pula menentukan mereka lulus dan
tidak lulus.
Ujian pun sudah berjalan. Hendra, Agus dan Wahyu pun sudah berusaha
keras dengan belajar sungguh-sungguh. Ketika mereka belajar memang
selalu bersama-sama, namun ketika ujian maka kemampuan individu dan
keberuntunganlah yang akan menyertai.
Nah, perkuliahan semester 1 sudah berlalu dan ujian akhir pun sudah
dilewati. Maka semua siswa akan menunggu pengumuman, apakah mereka lulus
atau harus mengulang.
Hendra berkata “hai guys… somoga kita bertiga lulus dan memperoleh nilai yang baik” perkataan tertuju pada Agus dan Wahyu.
“pastilah bro…” ujar keduanya.
Ketika penguman sudah ditempel pada papan pengumuman, mereka bertiga
mulai berlarian menuju papan pengumuman, begitu pula halnya dengan
mahasiswa yang lain.
Agus dan Wahyulah yang pertama sampai disana. Dan mereka berdua sangat
senang ketika melihat kata “LULUS” berada di sebelah nama mereka,
meskipun mereka berdua berada dalam urutan nomor 1 dan nomor 2 dari
belakang. Agus dan Wahyu bersedih karena mereka tidak melihat nama teman
mereka Hendra.
“apalah arti pertemanan kita, kalau teman kita tidak lulus…” Ujar Agus kepada Wahyu.
Namun tak disangka, Wahyu menoleh ke atas ternyata nama teman mereka
Hendra berada pada peringkat 1. Mereka pun berdua semakin sedih…
Life is A War…
Maka ketika teman baik kita tidak lulus maka kita akan bersedih,
begitu sebaliknya ketika teman kita berada jauh di atas kita maka kita
akan semakin bersedih.
Cerpen Karangan: Wirahadi Kusuma
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment