Entah apa yang dirasa saat aku pertama kali mengenalnya, seseorang
yang menyebalkan, keterlaluan dan selalu bertingkah berlebihan. Sosok
itu semakin sering aku temui karena dia satu jurusan denganku saat
Kuliah dulu, Ditambah lagi dia Pria yang dekat dengan Temanku Bernama
Arnia. Setiap kali melihatnya hanya ada rasa benci yang menyelimuti
perasaanku. Terlebih saat aku melihatnya sedang menjumpai Arnia, Aku
berfikir keras mengapa harus Sahabatku?
Mario Aryanto cowo yang memilikki kulit putih dan badan yang tidak
teralu tinggi itulah yang kurasa pelengkap warna dalam Kuliahku. Dia
memang sosok yang Menyebalkan dan selalu bercanda berlebihan, tapi
terkadang juga aku memperhatikannya. Dia sosok yang tidak pernah lelah
Mengejar cinta Arnia, Mario rela antar jemputnya, main ke kostan dan
terkadang membawa buah tangan Untuk Arnia. Sungguh tidak percaya, Arnia
mampu menerima sosok Aryanto dan menjadi cinta pertamanya.
Suara motor itu lagi yang kudengar masuk ke tempat parkir Kostanku.
Aku membuka jendela dan benar saja itu Mario, dengan menggunakan Kaos
berwarna putih ia menuju ke kamar Kost Arnia. Aku menutup jendelaku
dengan perasaan dongkol.
“Bosen banget liatnya, Mario lagi Mario lagi” Celetusku sambil menutup
Hordengnya. Aku menyalakan Tivi dan memilih chanel Favoritku. Tapi tidak
lama Pintu Kostanku terdengar ada yang mengetuk, aku mengintip sedikit
ke luar dan ternyata Mario.
“Mario?” Tanyaku kaget dalam hati.
Aku Ragu untuk membuka Pintu tapi bagaimana lagi. Dengan perasaan ragu-ragu aku membuka pintunya.
“Aryani” Sapanya padaku saat aku membuka pintu.
“Iya Mar ada apa?” Jawabku. Entah mengapa aku selalu tidak bisa bersikap
cuek padanya. Cuek terhadap orang yang benar benar aku benci.
“Kamu tau Arnia kemana gak? Soalnya Kostannya gak ada orang. Terus hapenya juga gak aktif” Tanyanya seperti kebingungan.
“Aku gak tau dia kemana Mar” Jawabku lagi. Kami akhirnya berbincang bincang di teras Kost-sanku
—
Seminggu ini Mario tidak pernah lagi aku lihat, Kostan dan di tempat
nongkrong juga sudah tidak pernah terlihat. Biasanya dia suka Sok Kenal
Sok Dekat sama para cewe segeng ku, padahal sih aku tau niatnya untuk
dekat-dekat dengan Arnia. Entah dia kemana, karena setahuku pasca
kejadian dia ngobrol denganku sorenya dia pamitan pulang karena akan
ketemuan sama Arnia di luar. Kedengaraanya sih Mario patah hati karena
di tolak Arnia. Tapi belum tau juga. Seneng sih gak ketemu dia, tapi
kadang-kadang kasian juga, melihat perjuangannya ke Arnia juga sudah
Total.
“Arnia…” Panggilku dengan membawa jingjingan fotokopian yang tebalnya hampir sama seperti kamus.
“Iyaaa?” Jawab Arnia dengan senyumannya yang Manis. Mukanya Masih Asri sama seperti tempat tinggalnya di daerah pergunungan.
“tumben sih gak sama Mario lagi” Ledekku.
“Ih kok Mario sih Ar? Salah Info yaa?” Jawabnya meledek.
“ko salah Info? Bukannyaaa…” ucapanku terpotong
“Engga ko, aku Cuma temenan. Aku jadiannya sama Riyan” SERRRRRR!! Kaget
bukan main, Apa Aryani tidak peka selama ini Mario menyukainya? Ya
tuhaannn…
“Hahhhehe.. Yang bener?” jawabku senyum senyum kebingungan.
“Hehe iya. Emang kenapa sih? Tanyanya
“Engga apa apa ko. Selamat ya.
Aku tidak tau sekarang apa yang Mario rasakan, pasti dia kecewa, dan
lain sebagainya. Aku mencoba mencari tau dia dimana, akupun sekarang
sudah mau diajaknya ngobrol bahkan kami sudah pernah Dinner. Rasa
bencinya hilang seketika karena ternyata di balik semua sikap yang aku
anggap menyebalkan dia memilikki sikap yang mandiri, Tegas juga taat
agama. Dan lama kelamaan aku mulai dekat dengannya, selama kuliah aku
tidak pernah menyangka Momen ini akan terjadi, Momen dimana
kesendirianku dilepas, Momen dimana juga aku akan di Pinang, dan Momen
dimana dia menjadi suamiku, Karena setelah kami Lulus kuliah Mario
melamarku dan Kami menikah. Rasa Syukur yang tiada henti aku panjatkan
padamu ya Allah, engkau menghadiirkan sosoknya dalam kehidupanku. Semoga
dia menjadi jodoku di Akhirat juga Amin.. Ya robal Alamin.
Aku tidak menyangka bahwa semua ini akan Terjadi pada hidupku.
Pepatah Benci menjadi Cinta itulah seloganku dari Aank-Anak Kuliah. Dan
sekarang momen itu bisa aku kenang dengan rasa bahagia, kelak anakku
sudah besar nanti, putra pertamaku yang Allah berikan padaku Hujud rasa
sayangnya padaku dan aku berharap bisa membagi ceritaku ini padanya.
amin <3
(This is True Love)
Cerpen Karangan: Karina Dwi Latri Juliani
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment