“Siang, Kak Aris. Kata-katamu menginspirasiku,” sapaku dalam sebuah komentar di laman Facebook-mu.
“Siang juga, Dik. Terima kasih Dik, semoga kata-kataku bermanfaat bagi keseharianmu, menjadi nasihat bagi hidupmu,” sapamu
Sikap ramahmu selalu menyempatkan waktu membalas semua komentar satu per satu membuatku jadi tambah tertarik dan ingin mengenalmu lebih lagi. Meskipun sekedar kata-kata tetapi dapat kurasakan nikmat yang luar biasa dari setiap pertemuan maya kita, ketika kau sedang offline maka kerinduanku mulai bertumbuh lagi padamu. Aku rindu jalinan kata katamu. Ah alangkah bahagianya hatiku jika saja pacarku sepertimu.
Kurebahkan diri di sebuah tilam kecil, lelah sepulang menemani pacarku, aku malah mengingatmu entah kenapa, pacarku bahkan tiada sama sekali dalam pikiranku. Aku sungguh kagum dengan mu, hingga akhirnya kuputuskan mengambil handphone lalu kubuka account-mu. Ingin sekali aku tuliskan pesan untuk mu kalau aku ingin kopi darat denganmu, aku ingin bertemu denganmu. Tapi entah kenapa, tiba tiba ada keraguan yang muncul menyapaku, aku merasa jika aku menemuimu maka aku mengkhianati pacarku. Dengan kata lain aku berselingkuh atau setidaknya aku telah mencoba melakukan perencanaan perselingkuhan. bukankah dia hanya kenalanku di dunia maya, bukan di dunia nyata jadi Biarlah saja.
Kubuka Laptopku, Baru 3 jam lamanya aku membuka laman FB Aris, lalu aku dikejutkan oleh dering handphoneku. “Sayang tolong nanti temani aku lagi, ya ke bengkel,” suara itu kembali mengacaukan onlineku, “Bukankah seharian tadi sudah berada dibengkel, aku bosan kalau setiap hari menemanimu ke bengkel terus”
“Hey ada apa ini mengapa kau berkata begitu?”
“Aku bosan sudahlah kau ajak temanmu saja! Aku cape sekali, aku mau online dulu!”
“Bicaramu nggak seperti biasanya. Baikklah, lanjutkan saja online-mu. Besok pagi saja aku mampir ke kostmu” lalu terputus sudah telfon dari pacarku. Saat yang bersamaan pula Aris berkomentar di laman Fb ku
“Lagi apa sayang?”
Apa??? baru kali ini aris memanggilku dengan sebutan ‘Sayang’. Perasaanku begitu carut marut tiba tiba rasa bersalah bermunculan di benakku. Oh… aku harus menghentikan ini, berkhianat namanya jika sampai terhanyut, aku masih mencintai pacarku, tetapi aku begitu nyaman dengan segala sesuatu yang diberikan oleh aris! Aku binggung, aku memang berharap bersama aris walau hanya dalam dunia maya saja. Ahh biarkan saja hal ini berjalan apa adanya mengalir semaunya, seperti sungai terhanyut di arusnya yang deras. Yang penting aku sadar cinta yang mengalir ini hanya di dunia maya, tak nyata.
Cukup lama kami saling sayang sayangan lewat lama FB, sampai aku terlelap tanpa sempat ku offlinekan laptopku.
Dan aku terjaga ketika pagi datang dengan mengucek mata aku tak percaya kalau pacarku sudah tampak murung di dalam kamarku duduk di sofa kecil.
Kapan ia datang?, kenapa nggak berusaha membangunkanku? Ada apa ini? Ah gawat laman Fb ku belum aku sign out.
“Aku ingin kita putus,” kata pacarku tiba tiba
“Hey… ada apa kau ini? Belum sempat mengucapkan selamat pagi, tiba tiba saja kau berkata seperti itu?”
“Kau telah mengkhianati aku, kau sudah selingkuh!”
“Apa Buktinya?” aku menjaawab dengan tenang,
“Aku melihat laman Fb mu barusan, Tadi ketika aku ke kamarmu, kulihat laptopmu masih menyala, hendak kumatikan tapi tidak jadi setelah aku membaca semua komen mesramu dengan seorang lelaki yang bernama Aris”.
Aku binggung sekali dengan kondisi seperti ini, yang dikatakan olehnya memang benar tapi itu hanya di dunia maya.
“Baiklah aku akui, semalam memang online dengannya tapi aku tidak pernah tahu siapa aris, aku hanya mengenalnya lewat dunia maya. Apakah ini adil jika apa yang aku lakukan di dunia maya harus dibayar kesalahan dalam dunia nyata?”
“Bagiku adil, karena menurutku apa yang kamu lakukan di dunia maya semalam adalah separuh harapanmu di dunia nyata. Jika kau mencintaiku pasti tidak akan begitu mesra denga lelaki yang bahkan belum kau kenal di dunia nyata”.
“Baiklah kalau itu mau kamu kita putus”
Esok harinya, di laptopku, kutemui lagi aris di laman fbnya aku ingin mewujudkan cintaku di dunia maya menjadi dunia nyata, tapi yang kulihat ia memupuskan harapanku di dunia nyata. Aris begitu mesra menjawab komentar seorang perempuan cantik dengan panggilan “Honey”. Lalu kulihat status hubungannya dan perempuan itu adalah kekasih Aris.
Ah selama ini aku salah membaca arti keramahan dan kata kata sayang dari Aris yang kukira itu adalah simbol cinta tetapi rupanya itu adalah ujian bagi kesetiaanku. Dan ternyata aku telah dua kali gagal dalam cinta, baik dalam dunia maya maupun dunia nyata.
~Selesai~
Cerpen Karangan: Afi Sulistiyowati
0 comments:
Post a Comment