“udah selesai kan tugas nya?” tanya Doni. “iya gak ada, tinggal tugas individu ini kok” jawab Dera. “ya udah kerjain aja yuk sekarang bareng-bareng” kata Doni. “woooow itu mah emang mau kamu aja Don, ngerjain nya bareng-bareng, tapi kamu mah tinggal copas doang” kata Melin dengan kesal. “ya udah lah gak usah ribut, kita kerjain sekarang aja apa susahnya sih, sekalian mikir” kataku.
Hari demi hari kami pun selalu mengerjakan tugas bersama. Terkadang, jika tidak ada tugas pun kami selalu menghabiskan waktu untuk bermain. Dan pada suatu ketika, aku dan sahabatku ingin membentuk sebuah persahabatan, dan pada akhirnya persahabatan kami di beri nama oleh Doni yaitu Persahabatan ATRIUM. Maka terbentuklah persahabatan kami yang diberi nama atrium, seperti sebuah nama bunga yaitu bunga atrium yang begitu mahal dan indah dan jika tersentuh oleh siapapun maka bunga itu akan layu, dan begitupun makna dari nama persahabatan kami yaitu sebuah persahabatan yang begitu indah dan istimewa sehingga jika ada orang yang ingin masuk ke dalam persahabatan kami maka persahabatan itu akan gugur. Itulah kalimat yang kami ucapkan saat kami membentuk persahabatan kami.
Waktu terus berjalan, kami tak ingin melewati satu hari pun tanpa sahabat-sahabat kami. Setiap hari aku dan sahabat-sahabatku selalu melewati hari demi hari bersama. Aku dan sahabat-sahabatku paling suka berpetualang, entah berpetualang kemana saja, dan tak pernah ada rasa lelah. Pada suatu ketika, ada teman kelas kami yang akhir-akhir ini selalu bermain bersama kami, yaitu Nouval namanya.
“ehh si Nouval masukin aja ke persahabatan kami, jadi berlima”. Kata Doni. “iya tuh ide yang bagus, masa kita sahabatan tapi ada satu teman kami yang gak bergabung dalam persahabatan kami” kata Dera. “ya udah, kamu nouval mulai sekarang gabung di persahabatan kami, Atrium namanya” kata melin. “hhhmmm ya sudah jika itu mau kalian, makasih yah” kata nouval. “oya, si Doni biar gak sendirian juga tuh cowonya, hehe” kataku.
Akhirnya persahabatan kami pun bertambah menjadi lima orang. Hari demi hari, minggu demi minggu, dan bulan demi bulan, kami semakin kompak dan semakin erat ikatan persahabatan kami. Terlalu sulit untuk di lupakan kan dan terlalu erat untuk di pisahkan.
Dan suatu ketika, peristiwa yang tak pernah kami harapkan dan tak pernah kami bayangkan dan fikirkan pun terjadi. Hal yang paling aku dan sahabat-sahabatku takutkan jika peristiwa ini terjadi pada persahabatan kami.
Suatu sore hari tepatnya jam 17.00, aku ingin meminjam buku pada sahabatku Nouval. Karena pada saat itu dia tidak masuk sekolah karena sakit. Akhirnya aku, Doni, Dera dan Melin pun pergi ke rumah Nouval untuk meminjam buku. Lumayan jauh rumah Nouval dibandingkan dengan rumah Doni, Dera maupun Melin. Maka disitu aku dan sahabat-sahabatku cepat-cepat pergi ke rumah Nouval karena hari sudah mulai gelap dan sepertinya akan turun hujan. Waktu pun menunjukan jam 17.40, aku dan sahabat-sahabatku cepat-cepat segera pulang setelah pinjam buku dari nouval. Dan baru di tengah jalan hujan pun turun, aku dan sahabat-sahabatku sangat panik. Dari situ doni mengajak aku dan yang lainnya untuk berteduh dulu di rumah yang dekat dari situ. Aku pun cemas karena hari sudah maghrib takut kami di cari oleh orang tua kami.
“Don kenapa kita harus berteduh dulu si? Ini kan udah maghrib, kalau dicariin gimana?” kataku dengan cemas. “udahlah gak bakalan dicariin kok, dari pada kita ujan-ujan nanti sakit gimana?” jawab Doni. “gimana gak nyariin, orang udah maghrib gini” kataku kesal. Disitu kami pun berteduh sampai jam 18.30. aku sangat cemas sekali takut dimarahin sama orangtuaku. Dan ketika hampir dekat dengan kampung rumahku, banyak orang yang menyanyakan aku, doni, dera dan melin. “tuh kan don, habis lah kita” kataku. Aku sudah menyangka ini pasti terjadi.
“dari mana aja kamu?” tiba-tiba aku ketemu dengan ayahku. “abis pinjem buku yah, tadi kan ujan, jadi berteduh dulu” jawab aku. “kenapa gak dari siang? Main aja kamu, udah mulai besok gak boleh mai-main lagi sama temen-temen kamu” kata ayahku. “tapi kan yah..” kataku. “gak ada tapi-tapi, pokoknya kamu gak boleh sahabatan lagi sama mereka, kamu harus belajar bentar lagi ujian” itulah ucapan ayahku yang tak bisa aku jawab lagi.
Dan dari situ aku mengurung diri di kamar, merenungkan diri kenapa peristiwa ini bisa terjadi. Oh Tuhan, begitu berat cobaan yang engkau berikan kepada persahabatan kami. Aku menangis, berfikir dan terus berfikir, mencoba menerima semua peristiwa yang terjadi pada persahabatan kami. Aku baru menyadari bahwa sebab peristiwa ini terjadi karena makna dari nama persahabatan kami. Yaitu jika ada yang masuk ke dalam persahabatan kami, pasti persahabatan kami akan gugur. Tak pernah teringat ketika aku dan sahabat-sahabatku memasukan Nouval ke dalam persahabatan kami. Itu tandanya persahabatan kami telah tersentuh oleh orang lain.
Keesokan harinya, aku Doni, Dera dan Melin pun berkumpul di tempat yang selama ini kami bersama, bernyanyi bersama, yaitu di sawah indah. Mungkin disitulah aku dan sahabat-sahabatku bersama di tempat terindah yang selalu kami lewati bersama di persahabatan atrium ini.
Dan sekarang, persahabatan atrium, sawah indah dan berpetualangan hanyalah sebuah kenangan. Kenangan yang tak pernah bisa aku lupakan, dan persahabatan yang selalu aku rindukan sampai saat ini..
~THE END~
Cerpen Karangan: Aditia Septiani
0 comments:
Post a Comment